Kumpulan tulisan Muhammad Yasin, Wartawan, Blogger dan pebisnis online

Selasa, 21 Desember 2010

Palestina, Tanah Suci Berlumur Darah

 
Dahulu kala, Palestina merupakan model negara yang penuh kedamaian dan toleransi. Penganut agama hidup rukun di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab sewaktu ia menaklukan Palestina dari kekuasaan Byzantium (Romawi Timur) pada tahun 638 M. 

Orang Yahudi dengan tentram berdo’a di tembok ratapan, penganut Nasrani khusyu berdo’a di Gereja Netivity Bethlehem, begitu pun umat Islam shalat dengan damai di Mesjid Al Aqsa. Namun pada tahun 1096 M, ketentraman itu hancur lebur oleh peperangan yang dilancarkan musuh Islam untuk merebut Palestina.

Ambisi Kristen (Perang Salib)
Pada tahun 1096, karena propaganda Paus Urbanus II terjadilah peperangan antara Islam dan Kristen yang dikenal dengan perang Salib I. Paus mengirim surat ke semua raja di Eropa untuk ikut dalam pertempuran. Mereka dijanjikan kejayaan, emas, tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria.

Dalam pertempuran tersebut pasukan Kristen memakai Salib. Pertempuran yang berjalan 3 tahun ini akhirnya dimenangkan oleh Salibis. Maka pada tanggal 15 Juli 1099 terbentuklah Kingdom Of Yerussalem di bawah kekuasaan Raja Godfrey De Bouillon yang menguasai Palestina.

49 tahun kemudian terjadi peperangan kecil antara umat Islam dengan kaum salibis (Perang salib II) yang berlangsung hingga tahun 1147. Peperangan terbesarnya terjadi pada tahun 1187 (Perang Salib III). Pasukan Islam di bawah komando Shalahuddin Al Ayyubi berhadapan langsung dengan Phillip Augustus dari Prancis.

Usaha Shalahuddin ini berhasil mengalahkan pasukan Salibis yang menguasai Palestina selama 88 tahun. Dia meminta umat Nasrani Katolik meninggalkan Palestina sementara umat Nasrani Ortodoks yang bukan tentara Salibis dipersilahkan untuk tinggal di Palestina.

Sekitar tahun 1204 terjadi konflik di pihak Kristen. Konflik ini berlanjut pada Perang Salib IV antara Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di Turki. Kemudian mereka akhirnya bersatu dan merencanakan perebutan kembali tanah Palestina. Maka keputusannya itu terlealisasi pada tahun 1218 hingga 1221 (perang salib V) pasukan Salibis berusaha memasuki Palestina melalui Mesir, namun tindakan ini gagal.

Frederick II seorang Kaisar Jerman berusaha mengobarkan kembali peperangan (Perang Salib VI), namun akhirnya beliau memutuskan untuk memilih jalan diplomasi dengan Sultan Malik Kamil dari Mesir. Diplomasi ini menghasilkan kesepakatan (kesepakatan jaffa), yaitu Baitul Maqdis adalah miliki umat Islam sedangkan Bethlehem dan Nazaret (kota bersejarah nabi Isa) menjadi milik Kristen Eropa.

Perang pun kembali pecah pada tahun 1248 (Perang Salib VII dan VIII) akibat propaganda dari Raja Perancis Louis IX. Ia berusaha menyerang Mesir, namun peperangan yang dikomandoi oleh Raja Louis ini menderita kekalahan telak.

Ambisi Yahudi (Ideologi Zionisme)
Zionisme berasal dari bahasa Inggris Ibrani yaitu Tsyon sebuah Bukit Suci Jerussalem. Zionisme merupakan gerakan Yahudi yang dicetuskan Mathias Acher (1864-1937). Ideologi ini kemudian diikuti oleh Dr. Theodhor Herzl dan Dr. Chaim Weizmann. Dr. Theodhor Herzl seorang wartawan Yahudi asal Austria menyusun doktrinnya sejak 1882 dan diproklamirkan melalui kongres Zionis sedunia pertama di Basel, Swiss tahun 1897.

Ideologi ini terkait dengan pembuangan Yahudi. Tahun 1891-1895 Yahudi yang tinggal di Rusia diusir oleh Alexander II. Kemudian di Kishinev kaum Yahudi dibantai sekitar Tahun 1905. bahkan yang lebih tragis terjadi pembantaian di Jerman pada masa Hitler (1889-1945). Hal ini terjadi karena umat Yahudi sering menjadi biang masalah di setiap Negara.

Dengan ideologi Zionisme, Dr. Theodhor Herzl memiliki dua pilihan Negara sebagai tempat menetap umat Yahudi dari pengungsian, kedua Negara itu Palestina dan Argentina. Yang pertama menjadi pilihan karena dianggap sebagai “tanah yang dijanjikan Tuhan”.

Pada tanggal 2 November 1917 Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour memberikan surat kepada Lord Rothschild seorang pemimpin komunitas Yahudi di Inggris. Surat tersebut (Deklarasi Balfour) berisi dukungan rencana zionis untuk menduduki Palestina. Inggris sebagai pelindung Israel memberi jalan masuk kepada warga Yahudi di berbagai dunia untuk memasuki Palestina. Tapi malangnya, tentara Inggris malah menjadi korban kaum radikal Yahudi. kapal dan bangunan milik Inggris di Palestina dibakar.

Sikap arogansi Yahudi akhirnya melahirkan Revolusi Arab yang dipimpin oleh Amin Al-Husseini. Peperangan yang berlangsung tahun 1936 hingga 1939 memakan korban, sejumlah 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Karena radikalisme Yahudi yang merugikan Inggris, akhirnya Tahun 1947 Inggris meninggalkan Palestina dan merekomendasikan Yahudi untuk menduduki tanah subur Palestina dengan luas wilayah 55% sedangkan rakyat Palestina menduduki 45 % tanah gersang.

Kebijakan ini jelas membuat Negara muslim yang ada di sekitar Palestina menjadi geram. Setahun kemudian 14 Mei 1948 Negara Israel diploklamirkan secara sepihak, Sehari sesudahnya tentara Libanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya langsung menyerang Israel. Namun, kemenangan diraih Israel karena didukung oleh negara-negara barat. Hasil dari peperangan ini, tanah kekuasaan Israel bertambah hingga 70% tanah Palestina.

Rentetan peristiwa berdarah di negeri Palestina terus berlangsung hingga kini.
Berikut daftar panjang peperangan yang terjadi di Palestina:

31 Desember 1964- gerilyawan Muslim Palestina dibawah PLO yang dipimpin Yasser Arafat menyerang Israel dari arah Libanon.
13 November 1964- Pasukan Syria menembaki wilayah Israel dari atas puncak Golan dan langsung dibalas oleh Israel.
Mei 1965- Israel melakukan penyerangan terhadap gerilyawan Palestina yang membunuh 6 orang Israel. Penyerangan ini memasuki wilayah West Bank kota Qalqilya, Shuna dan Jenin.
30 april 1966- Israel menghancurkan perumahan di West Bank kota Rafat dan belasan korban meninggal termasuk tentara Pemadam Kebakaran dari Yordania.
13 November 1966- Israel meluncurkan serangan besar-besaran (Operasi Shredder) terhadap gerilyawan Al Fattah di dekat Hebron yang telah membunuh 3 polisi Israel.
5-10 Juni 1967- Mesir, Yordania, Suriah, Irak, Kuwait, Arab Saudi, sudan dan Al Jazair terlibat langsung dalam peperangan melawan Israel. Peperangan yang dikenal dengan nama Perang Enam Hari ini dimenangkan oleh Israel dengan merebut Jalur Gaza, Tepi barat dari tangan Yordania, Semenanjung Sinai dari Mesir serta Dataran Tinggi Golan dari kekuasaan Syria.
1968-1970- terjadi perang Erosi (Attrition War) antara perbatasan Mesir dan Israel sebagai upaya untuk merebut Semenanjung Sinai dari Israel.
1973- Mesir, Irak dan Syria menyerang Israel pada hari raya Yahudi Yom Kippur. Perang yang dinamakan Yom Kippur ini Israel masih tetap tidak terkalahkan.
1978- Terjadi Operasi Litani oleh Israel atas wilayah Libanon sampai memasuki sungai Litani. Operasi ini berhasil menyingkirkan PLO dari Libanon.
1982-1984- Israel menginvasi Syria untuk menghancurkan pasukan PLO yang dipimpin Arrafat. Syria yang mengelola sebuah pasukan besar tentara di Lebanon mengalami kekalahan.
1984- Israel berusaha menduduki Libanon namun mendapatkan serangan dari Hizbullah.
1987 - Intifada pertama berkobar setelah Israel menewaskan empat pekerja Palestina.
1991- Irak meluncurkan Misil Scud ke tanah Israel sehingga mengakibatkan terjadinya perang teluk.
1996- Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.
2000- pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon mengunjungi Masjidil Aqsa. Hal ini memicu kerusuhan. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.
2002- Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina
2003- Pesawat perang udara Israel menembak Desa Syria Ain al-Saheb, dekat Damaskus.
2005- Israel menarik mundur pasukannya dan 15.000 pemukim Yahudi dari Gaza dan menyerahkan wilayah itu kepada Otoritas Palestina
2006- Israel menginvasi Selatan Libanon, menyusun blokade laut dan meluncurkan kampanye berkekuatan bom agar memenangkan pembebasan dua tentara Israel yang ditangkap. Invasi ini mendapatkan perlawanan dari Hizbullah yang memenangkan pertempuran.
2007- Israel kembali menyerang Syria.
2008- Israel menginvasi Jalur Gaza untuk mengakhiri perlawanan Hamas.

Muhammad Yasin
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah Edisi 31

0 komentar:

Posting Komentar