Dr (HC) H. Muhammad Bhakty Kasry merupakan sosok yang tidak asing lagi di dunia jasa pengiriman barang. Ya, dialah pendiri PT Pandu Logistik. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kurir bertaraf internasional yang melayani rute domestik.
Mantan salesmen di perusahaan jasa pengiriman internasional, DHL, ini berhasil membawa PT Pandu Logistik meraih Transportation and Logistic Award dari Frost & Sullivan Asia Pacific yang digelar di Singapura tahun 2009 lalu.
Semula, saat berdiri tahun 1992, Pandu Logistik hanya bermodal sebuah ruko (rumah toko_red) pinjaman. Kini, setelah 18 tahun berlalu, Pandu Logistik memiliki 155 agen besar yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Keberhasilannya kemudian dilanjutkan dengan mendirikan beberapa anak perusahaan lainnya, antara lain: PT Indah Jaya Express (IJX), perusahaan layanan kurir, distribusi dan project internasional. PT Tritama Bella Transindo, perusahaan dalam bidang pengiriman barang darat dan laut. PT Pandu As Shofa (PAS), perusahaan travel haji dan umrah. Serta Yayasan Pandu Mardhika, yang bergerak dalam bidang sosial.
Sumpah Shalat Subuh Berjamaah
Delapan tahun silam, 22 Agustus 2002, Bhakty Kasry berangkat ke pantai Senggigi Mataram Lombok untuk mengikuti pengajian Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Tidak disangka di tengah acara pengajian, Ustadz Arifin Ilham menatap Bhakty Kasry seraya berkata, “ayahanda, sudah terlalu banyak karunia yang diberikan Allah kepada ayahanda. Apa alasan ayahanda tidak menjalankan shalat subuh di masjid?”
Bak petir di siang bolong, teguran Ust Arifin Ilham menghentakkan hatinya. Tapi anehnya pria kelahiran Medan 30 April 1953 ini tak sedikitpun merasa sakit hati. Dihadapan Ustadz Arifin Ilham serta jamaah yang hadir Ia malah berucap sumpah, “demi Allah aku bersumpah, tidak akan meninggalkan shalat shubuh berjamaah.”
Ustadz Arifin Ilham lantas memberi saran agar Bhakty menjalankan shalat subuh berjamaah selama 40 hari berturut-turut di masjid atau mushala. Cara ini ditempuh supaya menghilangkan rasa malas yang selama ini membelenggu.
Sejak saat itu suami dari Ellin Susemsiati ini tak pernah ketinggalan menunaikan shalat subuh berjamaah. Ia merasakan dengan shalat subuh berjamaah di masjid, hatinya menjadi tenang, daya kontrolnya menjadi tinggi, etos kerjanya pun kian terpacu. Dan yang paling utama, seluruh aktivitas ia kerjakan dengan tanpa beban, melainkan semata berharap meraih ridha-Nya.
Bahkan, HM Bhakti Kasry gemar melakukan safari ke 40 masjid yang berbeda di Jakarta untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.
“Shalat subuh berjamaah itu banyak fadhilahnya. Qabliah Subuh lebih baik dari dunia, shalat subuh kayak ibadah semalam suntuk, malaikat menyaksikan, dapat ampunan, dijauhkan sifat munafik,” kata ayah tiga orang anak ini tegas dengan logat khas Medannya.
Pemetaan Masjid saat Bepergian ke Luar Negeri
Jaringan kerjasama yang dibangun HM Bhakti Kasry di lingkup bisnis jasa kurirnya sudah tersebar di seluruh dunia meliputi: Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia, Amerika latin, Amerika Serikat, Kanada dan Afrika Utara.
Tak heran jika travelling ke luar negeri sudah menjadi bagian dari rutinitasnya. Dua hal yang menjadi kebiasaan dia sebelum memutuskan travelling ke luar negeri, utamanya ke negeri yang berpenduduk minoritas muslim, yakni pemetaan masjid serta restoran halal.
“Kalau mau ke luar negeri kita mapping dulu masjid dan halal food. Semuanya kita atur, kita konfirmasi sama travel sana harus berhenti,” ujar pengusaha yang dekat dengan para habib dan ustadz ini.
Pernah suatu hari di Pattaya Thailand, ketika waktu shalat Subuh tiba, HM Bhakti memasuki masjid. Namun, betapa herannya dia, tak seorang pun yang tampak datang ke masjid, hingga akhirnya dia sendiri yang melaksanakan shalat subuh, tanpa berjamaah.
Kejadian serupa kembali terulang di Kanada. Setelah menemukan masjid, HM Bhakti kemudian menunggu jamaah sampai 15 menit. Namun tak ada yang kunjung datang. Terpaksa, salah seorang rombongan kemudian mengumandangkan adzan, dan shalat pun digelar.
Tahun 2008, saat berangkat ke China, HM Bhakti Pernah mengalami kecolongan waktu shalat. Seperti biasa sebelum pergi ia susun peta masjid untuk shalat subuh dan isya serta restoran halal. Ternyata ia kecolongan waktu shalat jumat. Sedangkan pemberangkatan pesawat tak jauh dari waktu selesai shalat jumat. Setelah mencari kesana kemari, ternyata masjid terdekat jaraknya pun tak memungkinkan untuk ditempuh. Akhirnya, shalat jumat pun digelar bersama delapan orang rombongan di bandara.
Penghargaan diberikan kepada karyawan
Kenikmatan yang dirasakan Bhakty tak lantas dirasakan sendiri. Pria yang gemar bermain sepak bola ini kemudian mengajak para karyawannya untuk shalat berjamaah tepat waktu di masjid, terutama shalat subuh.
Tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2002, Bhakty menginstruksikan karyawannya untuk shalat shubuh berjamaah di masjid yang telah ditentukan oleh perusahaan. Untuk itu, mereka diberikan tunjangan khusus transportasi.
Selain memberikan tunjangan transportasi, pria yang sempat menjadi cleaning service di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) ini juga memberikan penghargaan (reward) khusus untuk para karyawan yang shalat tepat waktu. Penghargaan tersebut berupa pemberian fasilitas kepemilikian kendaraan, rumah, rekreasi ke luar negeri, hingga umrah dan haji.
Menurut Bhakty Kasry, salah satu indikator karyawan yang bagus itu dilihat dari tepat waktunya mereka melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
“Aku tuh, kalau melihat Iman dan takwanya orang, lihat saja Subuh dan Isyanya ke masjid atau ngga. Orang yang shalat itu sama Allah saja dia nurut. Itu cikal bakal orang sukses. Agama adalah pangkalnya. Kalau agamanya baik insyaallah maka baik yang lainnya.” Ujar peraih gelar Doctor Honoris Causa di bidang manajemen transpotasi dari Jakarta Institute of Management Studies tahun 2001 ini.
Bagi HM Bhakti, teladan pemimpin adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Ketika perusahaan menerapkan disiplin shalat kepada para karyawannya, maka pemimpinlah yang harus lebih dulu melakukannya.
Muhammad Yasin
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 44
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 44
1 komentar:
mas boleh minta kontaknya pak HM Bhakti?
Posting Komentar