Pertengahan Mei 2010 lalu, Alhikmah berkesempatan silaturahim ke Majelis Dzikir Annisa Nurusslam di bilangan Putih Salju, Komplek Walikota, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Alhikmah yang ingin mengibarkan syiar Islam yang sejuk melalui media ke berbagai wilayah, termasuk ibu kota.
Citra Ibu kota dengan hiruk pikuk politik, bisnis, hiburan dan beragam aktivitas khas metropolis lainnya kerap diidentikkan dengan kejenuhan, kepenatan, bahkan stres bagi para pelakunya. Wajar jika itu terjadi. Salah satunya lantaran kecenderungan masyarakat perkotaan yang memandang materi sebagai tujuan utama manusia hidup di muka bumi. Spiritualitas pun nyaris tak mendapat ruang.
Namun, rupanya, di tengah suasana hiruk pikuk seperti itu, masih ada kesejukan dan ketenangan yang dirasakan oleh sebagian penduduk Jakarta. Kesejukan itu salah satunya terasa saat mereka berkumpul dalam sebuah majelis ilmu. Begitu setidaknya yang dirasakan oleh para wanita, Jamaah Majelis Dzikir Annisa Nurussalam.
“Saya mengalami perubahan. Setelah berdzikir ada ketenangan di dalam batin. Ibadah pun menjadi lebih khusyu. Kayaknya beda banget. Selain dzikir saya juga mendapatkan ilmu-ilmu keislaman lainnya yang belum saya ketahui,” ungkap Wati Siregar, ibunda aktris, Elma Theana Yuliantina.
Usia Majelis Dzikir Annisa Nurussalam terbilang belia. Tepat tanggal 18 April 2010, Majelis ini berdiri. Meski begitu, respon masyarakat sungguh di luar dugaan. Sekitar 450 jamaah dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) datang menghadiri peresmian Majelis ini yang dilakukan langsung oleh H. Utun Tarunadjaya, Penanggung Jawab sekaligus Pembina Majelis.
Seperti yang disampaikan sang kordinator sekaligus Pembina, HJ Tuti Tanoe Djiwa, Majelis Dzikir Annisa Nurusslam adalah suatu wadah komunikasi dan tali silaturahim dari seluruh majelis taklim yang berada di Jabodetabek. Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan Majelis Dzikir Annisa Nurusslam akan melebarkan sayapnya ke berbagai daerah di Indonesia.
Jamaah Majelis Dzikir Annisa Nurusslam sesuai dengan nama Annisa adalah sekelompok perempuan dari beragam profesi. Mulai dari pejabat, para artis, pebisnis hingga masyarakat biasa.
Para jamaah tersebut dimotori oleh ibu muda bernama Dra. Hj. Suryaning Dharmansyah. Ia mengikhlaskan rumahnya di Jalan Putih Salju menjadi lumbung ilmu bagi jamaah Majelis Dzikir Annisa Nurusslam setiap hari Selasa, minggu kedua setiap bulannya.
Tidak hanya menggerakan pengajian, ibu yang merangkap Bendahara ini pun mengajak para jamaah untuk beranjang sana ke tempat-tempat kaum dhuafa terutama di pesisir Jakarta untuk memberikan sedekah dan bantuan materi lainnya.
“Saya menyadari kekayaan dunia adalah titipan Allah, saya hanya perantara, saya memiliki kewajiban untuk menyalurkan apa yang dititipkan Allah sebagai syiar agama,” kata Dra. Hj. Suryaning.
Selain memiliki program rutin berupa pengajian serta santunan untuk kaum dhuafa, Majelis Dzikir Annisa Nurusslam juga memiliki program seni budaya Islam. Program seni budaya ini dinamai HISBI (Himpunan Seni Budaya Islam).
Beragam musik dengan syair yang mengandung makna-makna ajaran luhur Islam disenandungkan di beberapa even-even besar terutama menyambut hari-hari besar Umat Islam. Bahkan tidak hanya musik, Majelis Dzikir Annisa Nurusslam, rencananya akan menggarap sinetron kolosal keislaman menyambut Bulan Ramadhan yang tak lama lagi tiba.
Majelis Dzikir Annisa Nurussalam sebagaimana namanya Nur (cahaya) dan Salam (keselamatan) berharap akan mendapatkan cahaya keselamatan. Cahaya tersebut tentu bisa didapat melalui ajaran-ajaran luhur Islam, di tengah roda kehidupan dunia yang kerap melenakan.
Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 48
0 komentar:
Posting Komentar