Outlet Nazwa Pastry |
Beberapa diantara mereka adalah warga sekitar kota Bandung yang sudah menjadi pelanggan tetap Nazwa Pastry sisanya pendatang dari berbagai kota. Ada juga turis Asia yang datang dari Malaysia, Singapura serta negara tetangga lainnya.
Kebanyakan mereka mengenal Nazwa Pastry melalui mulut ke mulut. Tapi ada juga yang mengetahuinya dari beberapa media cetak maupun televisi nasional yang meliput Nazwa Pastry dan akhirnya penasaran ingin mencicipi kue khasnya.
Kunjungan pelanggan ke outlite Nazwa Pastry ini akan tambah ramai lagi jika sudah akhir pekan dan hari libur. Apalagi mendekati hari raya Idul Fitri, pengunjung harus memesan dulu, kalau tidak terpaksa harus sabar mengantri.
Pastry sendiri merupakan perpaduan dari penggunaan tepung terigu, ragi, garam, air, lemak dan telur. Sedangkan pastry yang ditawarkan Nazwa memiliki tekstur yang renyah dibagian luarnya dan sangat lembut di bagian dalam.
Beberapa pelanggan mengaku ketagihan jika memakan beberapa pastry Nazwa. Meskipun rasanya manis namun tidak terlalu manis seperti kebanyakan pastry.
Yusman Gunara (37) dan Weni Suci Wulansari (34) sepasang suami istri, pemilik Nazwa Pastry memberikan harga yang cukup murah dibanding pastry produk lainnya. Harganya rata-rata hanya belasan ribu, misalnya Salju Bakar dijual Rp. 15.500,- dan Batik Kukus Rp. 18.500,-. Dua produk ini merupakan pastry unggulan dan menjadi icon Nazwa Pastry.
Di hari-hari biasa, outlite pusat Nazwa Pastry bisa memproduksi 400 box dari 23 jenis kue yang sudah dikreasikan Weni Suci Wulansari. Jumlah itu bertambah lagi beberapa kali lipat jika di hari libur.
Saat ini Nazwa Pastry baru memiliki satu cabang di Jalan Terusan Sersan Bajuri No 26 Bandung Barat. Dua tempat ini dibantu oleh 14 karyawan. Rencananya Nazwa Pastry akan menambah cabang lagi, masih di wilayah Bandung.
Pengunjung yang tak sempat datang ke outile Nazwa Pastry, bisa memantau kreasi Nazwa melalui situs saljubakar.com dan juga bisa memesan melalui keranjang belanja yang telah disediakan.
Nama Unik Agar Menarik
Salju Bakar dan Batik Kukus, dua nama unik pastry kreasi Nazwa inilah yang menjadi awal kepopuleran Nazwa Pastry. Salju bakar yang dimaksud bukan setumpuk salju yang dibakar. Tapi pisang sale dan keju yang dibakar. Sedangkan batik kukus juga bukan kain batik yang dikukus tapi bolu kukus yang teksturnya dibuat seperti kain batik.
Awalnya tahun 2007 segala cara sudah dilakukan oleh Yusman untuk menjual pastry kreasinya. Pernah ia menjual di depan tempat wisata kuliner di Bandung seperti di Tahu Tauhid di Lembang, di sepanjang Jalan Riau yang berjajar factory outlite dan beberapa tempat lain, namun sayang masih belum laku.
“Saya ngampar di Lembang memanfaatkan toko yang tutup setiap Sabtu. Saya juga menyimpan kue di beberapa pedagang kaki lima daerah Cihampelas, tapi yang laku cuma satu. Saya sabar pasti ada jalan keluarnya,” kata Yusman.
Pada akhirnya, ia kembali ke rumahnya di komplek PLN Ciateul memanfaatkan garasi rumahnya sebagai outlite. Ia menempel papan bertuliskan bolu gulung di depan komplek, namun masih belum berhasil. Ia pun menggantinya dengan nama bolu guling, nama ini juga belum berhasil menarik minat pembeli.
Merasa belum puas ia pun beriklan di beberapa media cetak ternama. Tapi tak ada satupun yang menyahut kuenya. Akhirnya atas saran orang tua digunakanlah nama unik yaitu Salju Bakar dan Batik Kukus yang ditulis di papan di depan komplek.
Hasilnya beberapa orang yang melintasi komplek merasa penasaran dengan dua nama unik itu. Mulailah satu persatu mencobanya dan ternyata mendapat respon bagus. Mereka kembali membawa rekannya.
Sukses dengan Salju Bakar dan Batik Halus, Nazwa kembali membuat kreasi baru dengan nama unik seperti Brondong (brownies dong), Nangkub (nangka keju bakar), Nangkarak (nangka rasa coklat), Paku (pisang keju bakar), Salak (sale rasa coklat), PKS (peyeum keju spesial) dan masih banyak lagi sampai 23 jenis kue.
Nazwa mengkreasikan produk baru tersebut minimal 3 bulan sekali. “Istri saya sering baca buku kuliner dan dia fokus sekali. Jadi ada aja saja yang baru dan rasanya enak” kata Yusman.
Uniknya lagi, keuntungan hasil penjualan kue malah ia berikan kepada beberapa panti yatim. Sampai akhirnya ia membeli ruko untuk outlite dan sekaligus rumah untuk menampung puluhan anak yatim.
“Konsep marketing saya sebelumnya gagal terus. Saya coba dekati Allah melalui shalat berjamaah dan mengurus anak yatim. Alhamdulillah sekarang usahanya maju terus. Banyak media yang meliput. Media kan seneng nyari yang unik-unik juga” kata ayah tiga anak ini.
Ia berkeyakinan semakin dekat dengan Allah, maka doa pun terkabulkan dan usahanya menjadi maju. Tak lupa ia pun selalu bersyukur atas nikmat yang telah dianugrahkan-Nya. Ia menyebut Al-Quran Surah Ibrahim (14:7), bahwa jika kita bersyukur, Allah pasti akan menambah nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Sebaliknya, jika kita kufur atau mengingkari nikmat tersebut, Allah pun tentu akan murka.
Penulis : Muhammad Yasin
Diterbitkan oleh Majalah Pengusaha Muslim
Edisi 19. Volume2. Agustus 2011 Rubrik Inovasi Produk Hal 50-51 Tema Gapai Bisnis Barakah saat Ramadhan
1 komentar:
Keren mas (y)
Posting Komentar